JAKARTATERKINI.ID - Ketua DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, Atang Trisnanto, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat guna mempercepat langkah penurunan harga beras menjelang bulan Ramadhan.
Dari data yang diterimanya, harga beras medium di pasar tradisional melonjak hingga mencapai Rp16 ribu per liter, sementara penjualan beras premium kemasan 5 kilogram dan 10 kilogram mengalami keterbatasan.
Baca juga : Lima Rumah di Batam Terdampak Longsor Akibat Cuaca Ekstrem
Menurut Atang, kenaikan harga menjelang hari raya seperti Ramadan dan Idul Fitri memang kerap terjadi, namun kali ini mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan terutama dalam kebutuhan pokok seperti beras, sehingga diperlukan langkah-langkah cepat dan efektif.
“Atang mengemukakan bahwa beras merupakan bahan pokok bagi masyarakat Indonesia. Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 tahun ini, harga beras terlalu tinggi dan sangat memberatkan masyarakat. Menurut hemat saya, ada empat langkah setidaknya untuk mengatasi ini, terutama merilis cadangan beras pemerintah (CBP),” kata Atang.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan beras dari Bulog oleh Pemkot Bogor. Selain stok reguler, Bulog memiliki cadangan beras pemerintah yang dapat disalurkan dalam kondisi darurat seperti sekarang.
Baca juga : BPBD: Sebanyak 107 KK di Bogor mengungsi akibat bencana tanah longsor
Beras-beras tersebut merupakan bagian dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui Perum Bulog. Harga beras SPHP untuk zona 1 sebesar Rp10.900 per kilogram, zona 2 Rp11.500 per kilogram, dan zona 3 Rp11.800 per kilogram yang akan didistribusikan di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, dan pemerintah daerah.
Pemerintah perlu memastikan stok tersebut dapat membanjiri pasar sehingga dapat menurunkan harga beras di pasaran.