JT - Komisi VII DPR RI mengusulkan peningkatan literasi digital bagi perempuan sebagai upaya untuk meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) di era digital.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, dalam Diskusi Publik RRI mengenai Peran Perempuan di Lembaga Penyiaran di Bandarlampung, Selasa, mengatakan bahwa perkembangan internet, terutama setelah pandemi COVID-19, telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan teknologi. Pergeseran dalam cara penyebaran informasi ini mendorong masyarakat untuk beradaptasi lebih cepat menggunakan teknologi dengan bijak.
Baca juga : Baznas RI Salurkan 16 Ribu Paket Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar
"Semua berubah setelah pandemi COVID-19, makin banyak yang berselancar di dunia digital, pergeseran dan penyebarluasan informasi semakin deras, sehingga ini mendorong masyarakat lebih cepat beradaptasi menggunakan teknologi dengan baik," ujar Chusnunia.
Namun, dia juga menyoroti adanya ketidakseimbangan antara tuntutan masyarakat untuk terbiasa dengan teknologi digital dan kenyataan bahwa akses digital bagi perempuan belum merata. Kesenjangan ini lebih terasa di daerah pedesaan, di mana akses dan literasi digital masih terbatas.
"Perempuan di pedesaan masih menghadapi kesenjangan teknologi dan akses digital yang belum maksimal. Selain itu, banyak perempuan yang lebih banyak menghabiskan waktu mengurus keluarga, sehingga sulit untuk mengikuti literasi digital dengan optimal. Ini yang harus didorong," tambahnya.
Baca juga : PDIP Umumkan 6 Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada Serentak 2024
Chusnunia menekankan pentingnya meningkatkan literasi digital bagi perempuan, terutama mengingat banyak kegiatan yang kini beralih ke dunia daring, seperti jual beli melalui lokapasar dan platform internet lainnya. Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM perempuan yang belum maksimal memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produk.
"Banyak perempuan yang enggan menggunakan teknologi, contohnya pelaku UMKM perempuan, karena mereka tidak paham internet dan rendahnya literasi digital. Ini menyebabkan mereka kesulitan memasarkan produk secara daring," ujarnya.