JT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang melanda Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter merupakan akibat dari air kiriman dari Bogor, Jawa Barat, yang diguyur hujan deras dengan intensitas ekstrem.
"Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor, yang semuanya ini dialirkan dalam DAS Ciliwung," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, di Jakarta, Selasa (4/3).
Baca juga : Hujan Buatan di Riau Sampai Awal Juli untuk Cegah Karhutla
Menurutnya, hujan ekstrem yang terjadi di Bogor pada Minggu (2/3) malam mencapai lebih dari 110 mm per hari, menyebabkan debit air meningkat dan meluap hingga ke daerah hilir, termasuk Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Banjir di Kota Bekasi menjadi yang tertinggi dengan ketinggian muka air mencapai 4 meter. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara air kiriman dari DAS Ciliwung dan hujan lokal dengan intensitas 165-208 mm per hari.
"Hari ini di Sumur Batu, Bekasi, curah hujan hampir mencapai 208 mm per hari. Ini dipengaruhi oleh pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan dan sirkulasi siklonik yang mengakibatkan perlambatan angin," kata Guswanto.
Baca juga : Jelang Kampanye, Polda Jabar Sita 11.394 Knalpot Brong
Meski demikian, BMKG menyebut banjir kali ini masih lebih rendah dibandingkan banjir besar yang terjadi pada 2020, ketika curah hujan di Jakarta mencapai 377 mm per hari. Namun, BMKG tetap berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempertimbangkan operasi modifikasi cuaca guna mengurangi potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir di Jakarta telah berdampak pada 485 keluarga atau 1.446 orang, dengan 224 rumah di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, terendam banjir setinggi 50 cm hingga 1,5 meter.