JT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan ekstrem di Jawa Barat pada 2-7 Februari 2025. Cuaca buruk ini dipengaruhi oleh angin muson Asia yang semakin menguat, La Nina lemah, serta seruakan udara dingin dari Siberia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa kondisi atmosfer lokal dan gelombang ekuator turut berperan dalam peningkatan curah hujan.
Baca juga : Polda Metro Jaya Tangkap Empat Pelaku Curas di Cibinong
Selain itu, BMKG juga mengidentifikasi keberadaan tiga bibit siklon tropis yang berpotensi memperparah kondisi cuaca, yaitu 90S di Selatan NTT-NTB, 96P di Teluk Karpentaria Papua, dan 99S di Selatan Banten yang paling dekat dengan Jawa Barat.
"Selain hujan lebat yang dapat berkembang menjadi sangat lebat hingga ekstrem, perlu diwaspadai juga angin kencang dan gelombang tinggi yang dapat mencapai 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia dari Bengkulu hingga NTT, termasuk Jawa Barat," kata Dwikorita dalam konferensi pers digital, Sabtu (1/2).
Plt Sestama BMKG Guswanto menambahkan bahwa dalam periode ini terjadi pertumbuhan awan kumulonimbus yang berpotensi membahayakan penerbangan, terutama di Samudera Hindia Selatan Jawa, Laut Flores, dan Samudera Pasifik Utara Papua.
Baca juga : Pemulung 72 Tahun Diamankan dengan Uang Rp18 Juta di Jakarta Selatan
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
"Masyarakat perlu memahami mitigasi dengan mengenali tanda-tanda cuaca buruk. Misalnya, jika melihat awan gelap di hulu sungai, segera menjauh beberapa kilometer. Jika hujan deras, hindari daerah lereng untuk mengurangi risiko longsor," pungkas Dwikorita. * * *