JT – Ahli gizi dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Nurullita Putri Aisha, mengingatkan orang tua untuk memperhatikan kecukupan asupan protein dan energi pada anak yang menderita penyakit jantung bawaan (PJB) pascaoperasi. Kecukupan gizi, terutama protein, sangat penting dalam proses pemulihan luka setelah operasi jantung.
“Jika kebutuhan protein tidak tercukupi, proses penyembuhan luka pascaoperasi bisa berlangsung lebih lambat. Luka operasi di jantung bisa basah lagi jika protein tidak tercukupi, yang dapat menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi,” kata Nurullita dalam sesi penyuluhan di Jakarta, Kamis (7/11).
Baca juga : Waspadai Penyakit Kronis Kambuh di Minggu Pertama Lebaran
Ia juga mengungkapkan bahwa orang tua sering ragu memberikan makanan berprotein tinggi, seperti telur dan ikan, karena khawatir akan menyebabkan reaksi alergi atau gatal-gatal pascaoperasi. Namun, Nurullita menegaskan bahwa selama anak tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut, tidak ada masalah untuk mengonsumsinya.
“Selama tidak ada alergi, anak boleh makan apa saja, terutama yang tinggi energi dan protein. Yang terpenting adalah asupan gizi yang cukup untuk mendukung proses pemulihan,” jelasnya.
Bagi anak yang mengalami penurunan nafsu makan pascaoperasi, Nurullita menyarankan orang tua untuk tetap mendorong anak makan dengan strategi yang tepat, meski nafsu makannya menurun. Ia mencontohkan, jika anak hanya ingin makan ayam, itu tidak masalah, asalkan anak mau makan. Orang tua tetap dapat menawarkan variasi protein lainnya secara bertahap.
Baca juga : Psikiater Menilai Perundungan pada Anak Berdampak pada Prestasi Akademik
“Yang penting anaknya mau makan dulu. Setelah itu, secara perlahan kita perkenalkan variasi protein lain. Biasanya, satu bulan pascaoperasi sangat krusial, jadi berikan apa yang diinginkan anak asalkan tetap mendukung kebutuhan gizinya,” tambah Nurullita.
Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan asupan cairan anak dengan PJB untuk menghindari beban berlebih pada jantung. Nurullita menjelaskan bahwa kebutuhan cairan pada anak dengan PJB bervariasi, tergantung pada berat badan anak. Dalam hal pembuatan susu formula, ia mengingatkan agar orang tua mengikuti takaran yang direkomendasikan untuk menghindari konsumsi cairan yang berlebihan.