JT - Kematian pemimpin Hamas "harus menjadi titik balik" dalam konflik Timur Tengah, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa pada Jumat (18/10).
Josep Borrell dalam sebuah unggahan blog memperingatkan bahwa kawasan tersebut "berada di ambang perang besar-besaran," dan bahwa "kematian Yahya Sinwar harus menjadi titik balik pada saat siklus kekerasan baru melanda seluruh Timur Tengah."
Baca juga : China Minta AS Tidak Campuri Latihan Militer di Sekitar Taiwan
Pada Kamis malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memastikan kematian Sinwar di Gaza, dan mengancam bahwa "perang belum berakhir." Militer Israel kemudian memastikan kematiannya di Gaza terjadi "secara kebetulan."
Sebelumnya pada Jumat, Hamas, melalui pejabatnya Khalil al-Hayya, mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar, dengan menyebutnya sebagai "pahlawan yang berjuang melawan pasukan Israel hingga nafas terakhirnya."
Borrell menyerukan kepada Uni Eropa untuk bekerja pada lima poin, termasuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan upaya untuk menemukan solusi politik terhadap masalah tersebut.
Baca juga : Unjuk Rasa di Beberapa Negara Eropa Menyuarakan Tuntutan Gencatan Senjata di Gaza
"Hampir semua yang membuat suatu masyarakat berfungsi telah hancur menjadi puing-puing," ujarnya, merujuk pada Jalur Gaza dan kurangnya kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.
"Ada hak untuk membela diri, tetapi tidak ada hak untuk balas dendam," katanya, mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan menambahkan bahwa Israel "mengulangi perilaku ini dalam perang di Tepi Barat dan Lebanon."