JT - Pengamat politik dari Universitas Jember, Dr. Muhammad Iqbal, menilai bahwa pasangan bakal calon Tri Rismaharini dan Marzuki Mustamar (Risma-Marzuki) memiliki potensi untuk mengubah peta politik dalam pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Jawa Timur.
“Jika pasangan Risma-Marzuki terbentuk, mereka bisa mengubah konstelasi politik di Jatim,” ujar Iqbal dalam keterangan tertulis di Kabupaten Jember, Senin (22/7).
Baca juga : Caleg PAN DPRD Jabar Dapil 9, Marcos Nasution Soroti Lemahnya Sistem Pendidikan
Menurut Iqbal, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sudah mengantongi dukungan dari tujuh partai politik parlemen serta satu partai non-parlemen, termasuk Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PKS, dan Perindo. Sementara itu, masih ada tiga partai politik besar yang belum menentukan dukungan, yakni PKB, PDIP, dan Partai NasDem.
“PKB saat ini mempertimbangkan KH Marzuki Mustamar dari NU sebagai calon gubernur, sementara PDIP menegaskan tidak akan membiarkan Pilkada Jatim hanya diisi oleh kotak kosong,” jelasnya.
Iqbal mengapresiasi upaya partai-partai seperti PKB, PDIP, dan NasDem dalam menentukan pasangan bakal calon. Ia menganggap bahwa PKB mungkin perlu mempertimbangkan untuk menempatkan KH Marzuki sebagai calon wakil gubernur mendampingi Risma, mengingat elektabilitas Marzuki masih di bawah Risma.
Baca juga : Gerindra Optimis Raih Kemenangan di Pilkada Tangsel Lewat Riza-Marshel
“Walaupun PKB memiliki hak untuk memilih bakal cagub, elektabilitas KH Marzuki masih jauh di bawah Risma. Maka, pasangan Risma-Marzuki atau 'Riski' bisa menjadi opsi rasional yang membuka peluang besar dalam Pilkada Jatim,” katanya.
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada periode 20-25 Juni 2024, Khofifah Indar Parawansa unggul dengan 26,8 persen, sementara Tri Rismaharini berada di posisi kedua dengan 13,6 persen, dan Emil Dardak di posisi ketiga dengan 3,8 persen. Survei menunjukkan penurunan signifikan dalam elektabilitas Khofifah dibandingkan Pilkada Jatim 2018.