JT - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, meresmikan operasional PT Sapta Inti Perkasa sebagai pabrik amunisi pertama milik swasta di Indonesia yang berlokasi di Karang Ploso, Malang, Jawa Timur.

"Kehadiran perusahaan ini berkontribusi dalam membangun kemandirian dan kekuatan pertahanan Indonesia, melalui industri pertahanan swasta yang mandiri, solid, dan berdaya saing tinggi," kata Bambang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Pabrik ini berada di bawah pembinaan Kementerian Pertahanan RI, sesuai dengan penetapan sebagai Industri Pertahanan Swasta dengan Nomor Surat: SP/14/IV/2020/DJPOT dan Pemberian Izin Produksi dengan Nomor Surat: SIPROD/11/V/2020/DJPOT.

PT Sapta Inti Perkasa berkomitmen menjadi lini produksi amunisi yang terintegrasi, mulai dari penyediaan bahan baku (CoilStrip) CuZn28 dan CuZn10, BrassCup, pembuatan selongsong, proses assembling amunisi, quality control hingga packing. Saat ini, perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi brasscup dan selongsong kaliber 5,56 mm dan 9 mm. Untuk kaliber 5,56 mm, ditargetkan memproduksi 100 juta amunisi per tahun, sementara kaliber 9 mm akan ditingkatkan bertahap hingga mencapai 500 juta amunisi per tahun.

Bambang menekankan pentingnya kemandirian dalam produksi amunisi nasional, mengingat kebutuhan amunisi nasional yang mencapai 5 miliar amunisi per tahun untuk operasional dan cadangan institusi TNI. Saat ini, PINDAD baru mampu menyuplai sekitar 400-an juta amunisi, sehingga adanya pabrik swasta seperti PT Sapta Inti Perkasa dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Karena itu melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberikan kesempatan kepada pelaku usaha swasta untuk memperkuat Industri Pertahanan Nasional. Sehingga kebutuhan amunisi bisa diperoleh dari industri dalam negeri, dan tidak terus menerus bergantung pada impor," jelas Bambang.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh proses produksi di PT Sapta Inti Perkasa dijalankan sesuai ketentuan, sehingga kualitas produksinya terjamin dan tidak diragukan.