JT - Presiden RI Joko Widodo meminta mantan Perdana Menteri Inggris yang juga pimpinan Tony Blair Institute, Tony Blair, untuk melakukan akselerasi atau percepatan transformasi digital birokrasi di Indonesia.
Presiden Jokowi menerima Tony Blair di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis didampingi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Baca juga : Presiden Jokowi: Perpindahan ke Ibu Kota Nusantara Harus Betul-Betul Siap
"Kami diminta Pak Presiden bersama Pak Menteri Investasi untuk mendampingi kehadiran Pak Tony Blair. Salah satu yang terkait dengan kami adalah transformasi digital birokrasi Indonesia," kata Menpan RB Azwar Anas saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Azwar menjelaskan bahwa Tony Blair sebelumnya sempat menyambangi Kantor Kementerian PAN RB untuk melakukan koordinasi dalam melakukan transformasi digital.
Menurut Blair, kata Azwar, tidak ada cara yang lebih tepat untuk melipatgandakan pencapaian negara dan birokrasi yang efisien, kecuali melalui program digitalisasi.
Baca juga : Pakar Menyatakan Idulfitri Dapat Menguatkan Semangat Toleransi Masyarakat
Oleh karenanya, Kemen PAN RB didampingi tim Tony Blair Institute telah mengeksekusi langkah-langkah menuju akselerasi transformasi digital, salah satunya dengan melakukan peninjauan ke Inggris dan Estonia.
Selanjutnya, tim Tony Blair Institute juga akan meluncurkan INA Digital dalam waktu dekat sebagai "government technology" (GovTech) untuk mengintegrasi berbagai sistem layanan publik.