Ahli Gizi: Fortifikasi Tepung Penting untuk Tubuh dan Kesehatan

Jakarta, 27/6 - Penambahan zat gizi atau fortifikasi pada makanan, seperti tepung, dapat membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien, seperti zat besi, demikian dikatakan oleh ahli gizi di Direktorat Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Hera Nurlita. Fortifikasi adalah penambahan zat gizi mikro. Meskipun dalam jumlah yang tidak begitu besar dibutuhkan oleh tubuh kita, namun memiliki kontribusi yang signifikan dalam siklus kerja tubuh secara keseluruhan, ungkapnya dalam wawancara di sini pada hari Selasa.

Baca juga : Kopi Fest Indonesia 2023: Roadshow Bagi Pecinta Kopi di Empat Kota Besar

Fortifikasi tepung melibatkan penambahan zat besi, seng, asam folat, dan vitamin untuk membantu mencegah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia sebenarnya dapat dicegah melalui pola makan sehari-hari, termasuk asupan buah dan sayuran. Namun, mayoritas penduduk Indonesia tidak memenuhi kebutuhan mereka akan sayuran dan buah-buahan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 95 persen penduduk Indonesia memiliki asupan sayuran dan buah yang kurang. Padahal, kedua jenis makanan ini memiliki nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah anemia.

Baca juga : Polusi Udara Mempengaruhi Tingkat Hospitalisasi Penyakit Kardiovaskular

Buah dan sayuran memiliki kontribusi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan akan vitamin, mineral, dan zat gizi mikro. Fungsi fortifikasi adalah untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jelas Nurlita. Tepung yang telah diperkaya juga merupakan salah satu sumber karbohidrat, bahan bakar energi bagi tubuh. Dalam asupan harian, karbohidrat biasanya menyumbang 50-60 persen dari kebutuhan kita.