JT - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan perlunya para kader pos pelayanan terpadu (posyandu) memberikan layanan kepada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia.
Budi mengungkapkan bahwa selama ini fokus layanan kader posyandu lebih tertuju pada ibu hamil dan balita. Namun demikian, dengan pertumbuhan jumlah populasi masyarakat Indonesia yang semakin dewasa, hal ini perlu diperluas.
Baca juga : Pemerintah Targetkan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem dalam Dua Tahun
"Diperlukan peningkatan layanan kader posyandu untuk mencakup seluruh rentang usia, dari ibu hamil, balita, remaja, dewasa, hingga lansia," ujar Menkes Budi dalam pernyataannya di Jakarta, yang diterima pada Selasa.
Pada kesempatan makan siang bersama kader-kader posyandu di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (4/3), Budi menjelaskan bahwa kader posyandu harus mengikuti pelatihan agar mampu memberikan layanan yang komprehensif. Dia juga mengumumkan rencana penyelenggaraan kelas digital untuk meningkatkan kapasitas kader posyandu, dengan target melibatkan 1,5 juta kader posyandu untuk mendapatkan pendidikan tersebut.
Dalam rangka transformasi kesehatan, Kementerian Kesehatan berencana untuk melakukan digitalisasi di posyandu. Menurut Budi, langkah tersebut sesuai dengan tujuan transformasi kesehatan, khususnya dalam penerapan teknologi kesehatan. Dia juga menegaskan bahwa pencatatan secara digital di posyandu akan memungkinkan pengelolaan data yang lebih efektif, termasuk pemantauan kondisi kesehatan masyarakat di bawahnya.
Baca juga : Aboe Bakar Alhabsyi Ajak Generasi Muda Lestarikan Batik dan Kembangkan di Pasar Global
"Misalnya, posyandu dapat memantau kondisi kesehatan warga, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol, sehingga dapat memberikan peringatan dini dan tindak lanjut yang diperlukan," tambahnya.
Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memberikan apresiasi kepada 10 kader terpilih dengan mengundang mereka untuk makan siang bersama. Para kader tersebut merupakan pemenang kuis kompetensi kader terkait pemberian makanan tambahan (PMT) dan penimbangan bayi dan balita.