JAKARTATERKINI.ID - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Jumat (23/2), menyoroti dampak global dari konflik di Ukraina dan mendesak Rusia untuk mematuhi Piagam PBB.
"Dua tahun telah berlalu - dan satu dekade sejak upaya Rusia melakukan aneksasi ilegal terhadap Republik Otonomi Krimea di Ukraina dan kota Sevastopol - perang di Ukraina masih menjadi luka terbuka di jantung Eropa," ujar Guterres kepada Dewan Keamanan dalam sebuah sesi.
Baca juga : Meta Larang Media Pemerintah Rusia, Kremlin Bereaksi Keras
Ini adalah saat yang tepat untuk mencari perdamaian berdasarkan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum, tambahnya.
"Dalam setiap perang, semua pihak menderita. Namun, rakyat Ukraina telah menderita secara khusus akibat perang yang dilancarkan Rusia terhadap mereka," kata Guterres sambil mengingat lebih dari 10 ribu warga sipil, termasuk pria, wanita, dan anak-anak, yang telah tewas.
Kerusakan dan kehancuran terhadap rumah sakit, sekolah, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur sipil "sering terjadi dan semakin meningkat," katanya.
Baca juga : Tingkat Kelahiran Korsel Naik untuk Pertama Kalinya dalam 19 Bulan
"PBB telah mendokumentasikan kebrutalan yang meluas dan meresahkan. Komisi Penyelidikan Internasional Independen untuk Ukraina melaporkan bahwa warga sipil dan tahanan disiksa, dan lebih dari dua ratus kasus kekerasan seksual, sebagian besar dilakukan oleh pasukan Federasi Rusia.
"Semua pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya," tegas Sekjen PBB tersebut.