JAKARTATERKINI.ID - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produksi anyaman pandan di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil membantu mengembangkan ekonomi masyarakat setempat.
Tono (45), seorang pengusaha di Kabupaten Lebak, menjelaskan, "Hampir semua desa di Cileles memiliki pelaku UMKM produksi anyaman pandan karena tersedia bahan baku tanaman pandan."
Baca juga : RUPS PLN Tetapkan Empat Komisaris Baru dan Perpanjang Dua Direksi
Pelaku UMKM anyaman pandan di Kecamatan Cileles menghasilkan berbagai motif yang diaplikasikan dalam produk seperti peci songkok, tas wanita, dompet, topi, tas laptop, tas ransel, dan lainnya.
Saingan UMKM produksi kerajinan anyaman pandan di daerah ini berhasil mengembangkan usahanya sehingga dapat mencapai perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Harga produksi berbagai kerajinan anyaman pandan berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp150 ribu tergantung pada kualitas, dan produknya dipasok ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Bali.
Baca juga : Le Minerale Bantah Produknya Berbahaya Dikonsumsi
Guntur (55), seorang pelaku UMKM di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, menyatakan bahwa perkebunan pandan di daerah ini menjadi sumber bahan baku utama untuk produksi kerajinan anyaman pandan.
"Kami memproduksi tikar setengah jadi dan memasoknya ke Tasikmalaya, Jawa Barat," katanya.