JT - Sebanyak 261 jiwa korban bencana pergerakan tanah yang terjadi dua pekan lalu di Kabupaten Lebak, Banten, masih tinggal di pos pengungsian hingga kini.
"Kita mengoptimalkan pelayanan dasar bagi masyarakat yang terdampak bencana alam agar mereka tinggal di pos pengungsian terpenuhi kebutuhan pangan," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, Kamis (19/12).
Baca juga : Puskesmas di Kota Bandung Siaga saat Hari Pemungutan Suara
Bencana pergerakan tanah terjadi di empat titik di Kabupaten Lebak, yaitu Desa Cidikit Kecamatan Bayah, Desa Penyaungan Kecamatan Cihara, Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng, dan Desa Cimandiri Kecamatan Panggarangan.
Keempat titik tersebut sudah dilakukan penelitian dan pengamatan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Hasil penelitian dan pengamatan tersebut diperkirakan akan diketahui dalam satu minggu ke depan, untuk menentukan apakah relokasi ke tempat yang lebih aman diperlukan.
Hingga saat ini, warga yang tinggal di pos pengungsian adalah warga dari Desa Cidikit dan Desa Penyaungan.
Baca juga : Pemkot Bandung gelar GPM guna jaga stabilitas harga jelang Idul Adha
"Saat ini, jumlah warga yang tinggal di pengungsian gedung SMPN 8 dan tenda total sebanyak 261 jiwa dari 91 kepala keluarga (KK)," kata Febby.
Bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada 351 rumah, dengan rincian 121 rumah rusak berat, 15 rusak sedang, dan 215 rusak ringan. BPBD Lebak telah mengajukan bantuan stimulan serta kemungkinan relokasi bagi warga yang rumahnya rusak parah.