JT – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa persoalan gizi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia, bersamaan dengan penyakit-penyakit lain seperti stroke, jantung, dan kanker.
Pernyataan ini disampaikan Menkes usai peluncuran Sinergi Program Desa Pangan Aman dan Program Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin.
Baca juga : Mensos: Sekolah Rakyat Siap Bersinergi dengan Program MBG
Menkes Budi menegaskan bahwa masalah gizi tidak hanya terkait dengan jumlah makanan yang dikonsumsi, tetapi juga ragamnya.
"Kondisi kebanyakan gizi biasanya dialami oleh orang dewasa, terlihat dari perut yang membuncit, sementara kekurangan gizi lebih umum terjadi pada balita dan ibu hamil," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penting untuk menyajikan makanan dengan jumlah dan ragam yang sesuai, terutama untuk kelompok usia tertentu. Menkes Budi menekankan perlunya rumah produksi pangan yang memahami cara membuat makanan bergizi yang tepat untuk berbagai kelompok umur.
Baca juga : TNI Kerahkan Satuan Siber Batasi Akses Judi Online (Judol), Meski Tidak 100 Persen
"Jumlah dan ragam gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak, balita, dan ibu hamil berbeda dengan yang diperlukan oleh orang tua," tambahnya.
Menkes memberikan apresiasi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI yang telah meluncurkan program sinergi ini dan berperan dalam membina Desa Panggungharjo sebagai Desa Pangan Aman. Dalam program ini, BPOM akan mengajarkan kepada para ibu mengenai prosedur membuat makanan yang bersih, sesuai dengan takaran dan ragam gizi yang tepat, sehingga dapat mencegah penyakit akibat kekurangan gizi pada balita dan ibu hamil.