JT – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama masyarakat dan aparat kepolisian telah menguburkan 17 ekor mamalia paus pilot (Globicephala macrorhynchus) yang ditemukan mati terdampar di pesisir pantai Liliweri.
Kepala Cabang DKP NTT di Alor, Saleh Goro, mengonfirmasi bahwa setelah pemeriksaan, jumlah paus yang ditemukan adalah 17 ekor, bukan 50 ekor seperti informasi awal.
Baca juga : BMKG Sebut Gempa Sumedang Diduga Merupakan Perulangan Gempa 1955
"Yang benar adalah 17 ekor paus pilot yang ditemukan terdampar dan mati," katanya saat dihubungi dari Kupang, Minggu.
Tim DKP dan aparat kepolisian menemukan paus-paus tersebut dalam keadaan mati dan terapung di pantai. Beberapa bagian tubuh paus mengalami luka-luka akibat gesekan batu karang di pesisir pantai Liliweri.
"Jarak antar paus sekitar 10 sampai 15 meter. Kami menduga mamalia lain yang mati mungkin sudah hanyut ke tengah lautan akibat arus dan gelombang pada malam hari saat air laut pasang," ujar Saleh.
Baca juga : Pj Gubernur Jabar: Kemenkeu Setujui Proyek LRT Bandung Raya
Sebelum dikuburkan, sampel dari bangkai paus diambil untuk penelitian. Sampel tersebut akan dikirim ke Laboratorium di Bali melalui UPTD Pengelola Taman Perairan Kepulauan Alor dan Laut Sekitarnya untuk menentukan penyebab kematian paus-paus tersebut.
Saleh menambahkan bahwa saat penanganan paus terdampar, Kapospol Sektor Pureman telah berkoordinasi dengan Kasi PSDKP UPTD Wediawati Djakaria mengenai SOP Penanganan Mamalia Terdampar dan Teknik Pengambilan Sampel. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengonsumsi paus yang terdampar guna mencegah risiko kesehatan. * * *