JT - Wakil Ketua Umum PBNU, Zulfa Mustofa, menggambarkan hubungan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai hubungan adik-kakak yang saling mengedepankan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama.
"NU tidak pernah puasa duluan. Muhammadiyah puasa duluan karena di mana-mana kakak itu duluan. Adik itu ngalah. Tarawih juga begitu, kakak pulangnya duluan karena rakaatnya lebih sedikit," ujar Zulfa dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga : Produsen Minyakita Diduga Curang, DPR Desak Sanksi Tegas
Pernyataan ini disampaikan oleh Zulfa saat memberikan pidato kunci dalam kegiatan Silaturahim Nasional Pokja Majelis Taklim yang bertema "Majelis Taklim sebagai Basis untuk Membangun Peradaban Umat Manusia" di Jakarta.
Zulfa menekankan bahwa meskipun Muhammadiyah lahir lebih dahulu pada tahun 1912 dan NU menyusul pada tahun 1926, keduanya memiliki semangat yang sama dalam mengedepankan toleransi (tasamuh). Ia menyebut NU sebagai adik bongsor karena jumlah jamaahnya yang lebih banyak.
Ia menggarisbawahi bahwa perbedaan antara NU dan Muhammadiyah hanya pada aspek cabang (furu’), bukan pokok (ushul). Oleh karena itu, yang perlu dikedepankan adalah semangat toleransi.
Baca juga : Prabowo Subianto Optimistis Fungsi IKN Optimal dalam Tiga Tahun Mendatang
Zulfa juga berbagi pengalamannya selama hampir 20 tahun menjadi penceramah di masjid Muhammadiyah. Pengurus Muhammadiyah sengaja mengundangnya agar jamaahnya dapat memahami cara berpikir, berfatwa, beribadah, dan beramaliah ala NU langsung dari kiai NU.
Ia berharap pendekatan seperti ini dapat diikuti oleh ormas atau lembaga lain agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara umat Islam.