JT - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, terus menggencarkan inovasi-inovasi sebagai upaya percepatan penurunan kasus stunting di wilayah tersebut.
Berdasarkan data pada 2023 angka stunting di wilayah tersebut turun dari 2.363 menjadi 1.849 atau turun 514 anak. Kemudian, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menunjukkan, dari hasil penimbangan tahun 2023 turun 0,5 persen dari 2,3 persen.
Baca juga : Pengamat: Perlu Buka Rute Angkutan Baranangsiang-Rest Area Puncak
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan dengan data tersebut pemkot memiliki gambaran untuk meningkatkan upaya dalam mengatasi stunting.
Untuk itu, Syarifah menyebut, tahun ini perlu kerja ekstra dua kali lipat dengan optimalisasi program inovasi yang ada. Di antaranya Pemkot PentingLur (intervensi anak stunting dengan memberikan protein dari telur) dan Basuh Anting (Bapak asuh anak stunting/orangtua asuh anak stunting).
“Dengan begitu berarti upaya kita harus lebih, dua kali bikin inovasinya, dua kali bantuannya untuk anak-anak stunting ini. Jadi semua dua kali, waktu kita tahun ini tinggal 6 bulan. Kemudian nanti di Agustus 2024 dari hasil yang ada kita evaluasi lagi,” ujar Syarifah yang juga mengemban tugas sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Bogor.
Baca juga : Ketua Watimpres Pantau Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Solo
Pengentasan stunting ini, lanjut Syarifah, sangat penting dilakukan sejak dini. Sebab setiap anak memiliki waktu dua tahun dalam masa tumbuh kembang untuk bisa lepas dari stunting.
“Jadi itu upaya yang akan kita lakukan. Tidak hanya semata-mata karena mengejar target. Insyaallah ketika semua turun maka Kota Bogor akan menyambut bonus demografi dengan anak-anak yang tumbuh dan kembang serta kualitas yang baik,” jelasnya.