JT - Peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Dr. Chotib Hasan, M.Si, mengingatkan calon Gubernur Jakarta agar tidak berkampanye tentang mengatasi banjir dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Sebagai tempat bermuaranya 13 sungai, Jakarta memiliki kebiasaan tahunan yang namanya banjir. Siapapun nanti yang mau menjadi Gubernur DKI Jakarta, jangan coba-coba berkampanye tentang mengatasi banjir," ujar Chotib dalam diskusi daring "Urban Dialogue," Kamis.
Baca juga : Wamentan Sudaryono Dorong Digitalisasi Penjualan di Pasar Tradisional
Chotib, yang juga Ketua Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI, menjelaskan bahwa ke-13 sungai tersebut termasuk Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Ciliwung, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung.
Jakarta, secara geografis, berada di pantai utara pulau Jawa dan terbagi menjadi tiga bagian: utara, tengah, dan selatan.
"Di utara ada daerah aluvial atau dataran banjir, di tengah ada lipatan pegunungan, dan di selatan ada dataran tinggi. Salah satu daerah aluvial di pantai utara Jawa itu adalah Jakarta," tambah Chotib.
Baca juga : Hujan Tidak Menghalangi Aksi Buruh di Patung Kuda: Tuntut Kenaikan Upah dan Cabut Omnibus Law
Dia juga menekankan bahwa banjir di Jakarta sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang, sebagai dampak pembangunan.
"Jakarta memang memiliki dataran rendah, 0 dari permukaan laut," ujar Chotib.