JT - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjalankan prosedur intervensi gizi sebagai salah satu upaya penanganan terhadap balita yang terindikasi mengalami kasus gagal tumbuh kembang atau stunting di daerah tersebut.
"Dari beberapa kasus yang ditangani, stunting di Kabupaten Bekasi disebabkan banyak faktor. Upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan dengan melakukan intervensi gizi sensitif serta spesifik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah di Cikarang, Kamis.
Baca juga : Pemkab Bekasi Selesaikan Perbaikan Jalan Hingga Akhir Tahun
Alamsyah menjelaskan bahwa penanganan melalui skema intervensi gizi spesifik dilakukan dengan pemberian asupan atau nutrisi tambahan untuk menunjang gizi dan kesehatan anak. Sedangkan intervensi gizi sensitif meliputi penyediaan air bersih serta sanitasi di sekitar area suspek untuk mengurangi kecepatan stunting.
"Yang masih rendah itu adalah bagaimana memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup bersih dan sehat. Seperti tidak membuang sampah sembarangan dan tidak buang air besar di tempat yang tidak semestinya," tambahnya.
Alamsyah juga menyebutkan bahwa penyebab lain dari beberapa kasus stunting adalah masih adanya sejumlah orang tua yang menganggap imunisasi merupakan hal yang kurang penting. Padahal, pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak dapat mencegah penyakit-penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan serta perkembangan anak.
Baca juga : Wali Kota Jambi Siapkan Program Retret untuk 1.652 Ketua RT
"Untuk itu diperlukan juga penguatan kapasitas dan perilaku. Jadi bicara stunting bukan soal pandangan kita pada balita saja, melainkan juga pada remaja, ibu hamil, ibu melahirkan dan anggota keluarga lain," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mencatat ada 2.900 balita yang terindikasi mengalami stunting meski jumlah tersebut masih bersifat dinamis mengingat tahap pendataan dan pemeriksaan kesehatan berlangsung hingga akhir Juni 2024.