JT - Kendaraan listrik (Electronic Vehicle/EV) diprediksi akan lebih cepat menembus berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut diutarakan oleh Head of Industrials Asia Pacific HSBC Global Banking, Misi Tang, mengingat banyaknya potensiyang sudah dimiliki Indonesia.
"Indonesia bisa terjadi lebih cepat (untuk penetrasi EV) karena Indonesia punya teknologi existing, sumber daya mineral, dan dinamika geopolitik yang mendukung," kata Misi dalam HSBC Investment Forum di Jakarta, Selasa, pekan ini.
Baca juga : Mudik Nyaman dengan Mobil ICE atau EV, Ini yang Perlu Disiapkan
Misi mengambil contoh terkait penetrasi mobil listrik ini, yakni di China nyatanya hanya butuh waktu sekitar lima tahun untuk tumbuh dari lima persen ke 35 persen.
Misi juga memperkirakan penetrasi mobil listrik di China di 2025 mendatang dapat meningkat hingga 53 persen.
Ketika sudah mencapai angka 35 persen, Misi mengatakan sebagian besar penawaran produk baru yang tersedia di pasar adalah model EV.
Baca juga : KIA Pamerkan Kemewahan Carnival dan Carens di IIMS 2025
Walaupun subsidi pemerintah nantinya dihapuskan, dia memproyeksikan penetrasi EV akan terus meningkat di China.
Belajar dari China, Misi mengatakan, insentif dari pemerintah sangat penting di saat industri mulai dan aktif sebagai akselerator dalam pengembangan EV. Selain itu, peran ekosistem baterai EV juga sangat penting.