JT – Praktisi pendidikan dari Universitas Insan Pembangunan Indonesia, Dr. Masduki Asbari, mengkritik rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang akan kembali menerapkan sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA.
“Ini bukan sekadar soal jurusan, tetapi soal arah pendidikan nasional. Kita butuh blueprint pendidikan yang menjadi pegangan bersama, bukan kebijakan yang berganti setiap kali menterinya berganti,” ujar Masduki yang juga Ketua Yayasan Aya Sophia Indonesia, Selasa (22/4).
Baca juga : MA Nyatakan Majelis Kasasi Ronald Tannur Tak Langgar Kode Etik
Menurutnya, sistem pendidikan Indonesia seharusnya memiliki pedoman jangka panjang seperti Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) versi pendidikan agar tidak terjadi kebingungan atau tumpang tindih kebijakan.
Ia menekankan bahwa kebijakan pendidikan harus berpijak pada identifikasi masalah yang tepat dan berorientasi pada kepentingan siswa.
“Jangan sampai efisiensi sistem mengorbankan masa depan peserta didik,” kata Masduki yang juga Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Tangerang.
Baca juga : 1.500 Personel Gabungan Bongkar Pagar Laut di Tangerang
Masduki menilai rencana pengembalian sistem penjurusan merupakan bentuk kemunduran, terutama setelah sistem peminatan baru diterapkan selama satu tahun terakhir. Baginya, pembagian sempit antara IPA, IPS, dan Bahasa hanya akan membatasi potensi siswa.
“Dunia saat ini menuntut pendekatan interdisipliner. Kita harus mendorong siswa mengeksplorasi lintas bidang, bukan membatasi mereka sejak SMA,” ujarnya.