JT - Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Bayu Fajar Nugroho mengatakan bahwa industri furnitur merupakan salah satu industri hilir padat karya yang berorientasi ekspor.
"Industri furnitur merupakan salah satu industri hilir padat karya yang berorientasi ekspor dan secara nyata memberikan dampak positif untuk sektor non migas, yang kami catat adalah sebesar 17,31 persen," kata Bayu di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Minggu.
Baca juga : Laba Rukun Raharja naik 148 persen jadi 5,7 juta dolar AS di kuartal I
Oleh karena itu, Kemenperin mengapresiasi sinergi yang terus terbangun antara asosiasi furnitur dan kerajinan dalam meningkatkan nilai ekspor dan memenuhi kebutuhan produk furnitur dan kerajinan dalam negeri, di antaranya melalui pameran Jogja Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) di JEC pada 8-11 Maret 2025.
Bayu mengatakan, berdasarkan catatan di kementeriannya, industri furnitur memberikan kontribusi sebesar 1,2 persen dengan nilai ekspornya mencapai 1,91 miliar dolar AS, atau naik 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
"Jadi kami melihat ini tren masih bagus meskipun ada beberapa hambatan hambatan tetapi kami melihat trennya masih cukup baik," katanya.
Baca juga : Mengatasi Tantangan Konektivitas dengan Taksi Terbang dan Mobil Terapung
Dia juga mengatakan, ekspor industri furnitur masih didominasi negara negara di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang.
"Dan kami sekarang juga melihat Asia Selatan seperti Hindia dan Afrika sebagai salah satu potensi pasar yang mungkin nanti bisa kita lihat bersama," katanya.