JT - Praktisi kesehatan dr. Arifandi Sanjaya mengatakan ada tanda-tanda fisik yang bisa terlihat pada seseorang yang memiliki kebiasaan merokok terutama rokok konvensional yang dibakar.
“Karena dari tar dan karbon monoksidanya ini, di gigi dan mulutnya itu cukup memberikan problem. Seperti mungkin ada bagian yang lebih sering terkena kanker, mungkin juga lebih sering sariawan kadang-kadang,” kata Arifandi dalam acara diskusi laporan Tobacco Harm Reduction di Jakarta, Senin.
Baca juga : Psikolog: Waspadai Post Holiday Blue Usai Libur Panjang
Dokter yang juga kreator konten kesehatan di media sosial dengan akun @badassdoctor ini mengatakan rokok konvensional yang dibakar akan memberikan efek kehitaman pada karang gigi, mulut, dan gusi. Ini karena ada proses pemanasan yang langsung menempel pada organ sekitar mulut sehingga suhu panas mengubah warna asli bibir atau gigi.
Ia mengatakan, jika dilihat pada penyakit dalam, maka paru-paru yang akan mendapatkan efek paling instan ketika seseorang menggunakan rokok konvensional. Maka itu ada alternatif rokok yang tidak dibakar dengan tujuan menghilangkan proses pembakaran agar tidak menghasilkan tar dan karbon monoksida, yang disebut Tobacco Harm Reduction (THR), salah satunya vape.
“Perbedaan yang paling mendasarnya adalah suhu yang digunakan untuk melakukan proses tersebut. Saat kita mau membakar sesuatu dengan mendidihkan sesuatu, panasnya pasti lebih tinggi yang pembakaran. Nah, pembakaran ini saat panasnya lebih tinggi, residunya jauh lebih banyak. Makanya kenapa kita bilang kalau vape ini adalah salah satu produk dari THR,” kata Arifandi.
Baca juga : Dokter Spesialis Ungkap Risiko Penggunaan Korek Kuping
Ia menjelaskan dalam produk turunan THR, ada proses pemanasan yang lebih rendah, sehingga kandungan zat berbahayanya terhitung lebih ringan dengan pengurangan sebesar 98 persen dibandingkan rokok konvensional.
Hasil uap yang dikeluarkan oleh produk THR juga masih bisa ditolerir oleh paru-paru karena bentuknya masih berupa air sehingga mekanisme tubuh masih bisa mengeluarkan zat tersebut dari sistem kekebalan tubuh.