JT – Keluarga GRO, siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak oleh oknum polisi, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dihadirkan dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPR dengan Kapolrestabes Semarang, Selasa (3/12).
Juru bicara keluarga GRO, Subambang, menyampaikan bahwa mereka awalnya menerima undangan untuk menghadiri rapat secara langsung di Jakarta. Namun, undangan itu kemudian diubah menjadi rapat daring melalui Zoom.
Baca juga : Prof. Asrinaldi: Prabowo Tak Perlu Khawatir dengan Istilah Umum
"Kami sudah diberi tautan Zoom, tetapi saat akan masuk, akses tidak bisa dibuka. Kami diberitahu bahwa rapat berlangsung tanpa melibatkan keluarga korban," ujar Subambang di Semarang.
Subambang mengungkapkan bahwa keluarga telah menyiapkan banyak hal untuk disampaikan dalam rapat tersebut.
Ia berharap Komisi III DPR RI dapat menjadwalkan pertemuan dengan keluarga agar keterangan mereka dapat didengar secara seimbang dengan yang disampaikan pihak kepolisian.
Baca juga : Mensos Sebut Penyaluran Bansos Berdasarkan Usulan Daerah
Kasus ini bermula dari insiden penembakan yang dilakukan oleh Aipda RZ, anggota Polrestabes Semarang, terhadap GRO pada Minggu (24/11) dini hari. GRO, siswa kelas XI SMKN 4 Semarang, meninggal dunia akibat luka tembak di tubuhnya.
Pihak kepolisian menduga korban terlibat dalam tawuran antargangster di wilayah Simongan, Semarang Barat. Polisi menyatakan bahwa Aipda RZ melepaskan tembakan untuk membela diri.