JT - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Dr. Teguh Dartanto menekankan pentingnya komunikasi yang baik terkait terobosan ekonomi yang dilakukan pemerintah kepada pemangku kepentingan. Dia juga menyoroti perlunya pemerintah baru menjaga optimisme masyarakat dengan melakukan transisi yang mulus dan berkelanjutan tanpa gejolak yang berarti.
"Pemerintah baru sebaiknya tidak banyak melontarkan janji-janji yang tidak realistis serta pernyataan yang tidak produktif. Selain itu, pemerintah harus segera memberikan solusi terhadap penurunan jumlah kelas menengah dan protes dari kelas menengah dengan program yang realistis," ujar Teguh di Depok, Jawa Barat, pada Kamis.
Baca juga : BNPB Gelar Apel Nasional Siaga Bencana Megathrust dan Hidrometeorologi di Kepulauan Mentawai
Teguh berharap pemerintah dapat menjaga data riil ekonomi hingga ke tingkat daerah untuk menjaga stabilitas di masa mendatang. Ia mengungkapkan kekhawatiran terkait dugaan manipulasi data inflasi di beberapa daerah, yang dapat berdampak buruk pada pengambilan keputusan pemerintah pusat.
“Data ekonomi yang akurat dari daerah sangat penting untuk merumuskan solusi ekonomi yang tepat bagi seluruh masyarakat,” tambahnya. Dia merekomendasikan pemberian sanksi bagi kepala daerah yang melakukan manipulasi data, seperti pencabutan insentif atau penurunan Dana Alokasi Umum (DAU).
Teguh juga mengusulkan penggunaan teknologi big data untuk memantau dan mencatat data transaksi di wilayah tertentu, sehingga akurasi data dapat lebih mudah diperoleh, dan efektivitas serta efisiensi anggaran pemerintah dapat ditingkatkan.
Baca juga : Selama Libur Lebaran, Whoosh Layani 20 Ribu Lebih Penumpang
Dia menegaskan bahwa berbagai tantangan tersebut perlu segera diantisipasi untuk menciptakan rebound pertumbuhan ekonomi pada 2025.
“Kebijakan jangka pendek bisa mencakup penundaan implementasi PPN 12 persen dan perluasan bantuan sosial bagi kelompok kelas menengah yang terkena PHK. Dalam jangka panjang, pemerintahan Prabowo-Gibran harus fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan di sektor formal,” ungkap Teguh.