JAKARTA TERKINI – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua asuh (OTA) nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia untuk menjaga telur nyamuk dalam ember agar dapat menetas dan mendukung upaya pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Maryati Kasiman, dalam seminar bertema "Penguatan Implementasi Nyamuk Hebat Ber-Wolbachia melalui Pemberdayaan Masyarakat", yang diadakan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada Selasa (24/9).
Baca juga : Polisi Ungkap Sindikat Manipulasi Data KTP dan KK untuk Aktivasi SIM Card
"Orang tua asuh harus benar-benar menjaga ember berisi telur agar jentik-jentik menetas menjadi nyamuk ber-Wolbachia. Mereka yang menjadi OTA punya tanggung jawab besar untuk memastikan telur tersebut tidak sia-sia," kata Maryati.
Program OTA ini melibatkan masyarakat, termasuk tenaga kesehatan, yang bersedia menjaga telur nyamuk Aedes aegypti yang telah dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia, yang berguna untuk mengurangi penyebaran virus dengue. Para OTA akan diberikan pemahaman dan pelatihan mengenai cara merawat telur-telur tersebut hingga menetas.
"Para OTA akan diberikan panduan mengenai cara menjaga telur, termasuk penyesuaian teknis seperti penggantian paket telur setiap dua minggu," tambah Maryati.
Baca juga : Progres Penataan Trotoar Kolong Flyover Roxy Capai 50 Persen
Dalam implementasinya, ember berisi telur nyamuk akan ditempatkan di rumah-rumah OTA. Ember ini berukuran kecil, mirip dengan wadah selai coklat, dan dikecualikan saat petugas melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang bertujuan menekan angka penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
"Penempatan ember dilakukan oleh kader jumantik karena mereka paling dekat dengan warga. Ember ini akan diisi air, diberikan telur nyamuk dan pakannya, lalu ditutup dan diletakkan di rumah OTA," jelas Maryati.