JAKARTA TERKINI – Hujan gerimis yang terus turun sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB di lapangan sepatu roda Pantai Pelangi, Pidie, Aceh, pada Selasa (18/9), menjadi saksi sejarah masuknya skateboard ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Meskipun hanya sebagai cabang eksibisi, olahraga papan luncur ini berhasil menarik perhatian publik.
Dengan suhu dingin mencapai 20 derajat Celsius, semangat para penonton tetap tak surut meski harus basah kuyup. Sebanyak 20 kontingen, yang mayoritas berasal dari kaum milenial berusia 10-15 tahun, menunjukkan keahlian mereka dalam berbagai trik skateboard, meluncur dengan cepat dan penuh percaya diri.
Baca juga : Timnas U-23 Belum Pastikan Tiket Olimpiade, Erick Thohir Tetap Puas
Skateboard: Dari Budaya Jalanan ke Ajang Olimpiade
Skateboard awalnya berkembang sebagai seni jalanan di Amerika Serikat pada era 1960-an. Namun, olahraga ini sempat menghadapi larangan di 22 kota pada 1965 karena dianggap mengganggu ketertiban umum. Seiring waktu, skateboard tidak hanya menjadi simbol budaya pop, tetapi juga diakui sebagai cabang olahraga kompetitif, terutama setelah masuk ke berbagai kejuaraan internasional.
Momen penting dalam perjalanan skateboard terjadi pada Olimpiade Tokyo 2020, di mana olahraga ini pertama kali dipertandingkan secara eksibisi dalam empat nomor: street putra, street putri, park putra, dan park putri. Pada Olimpiade Paris 2024, skateboard resmi menjadi cabang yang dipertandingkan, dengan venue bersejarah La Concorde sebagai lokasi pertandingan.
Baca juga : 75 Tahun Ajang MotoGP, Ini Sejarah dan Rekor di Sepanjang Kompetisi
Medali emas di Olimpiade Paris 2024 didominasi oleh atlet muda dari generasi Z dan milenial, seperti Yuto Horigome (25 tahun) dan Coco Yoshizawa (15 tahun) dari Jepang yang menyabet medali emas di nomor street. Di nomor park, emas diraih oleh Keegan Palmer (21 tahun) dari Australia dan Arisa Trew (14 tahun).